Qālū Ta-Allāhi Laqad 'Ātharaka Allāhu `Alaynā Wa 'In Kunnā Lakhāţi'īna.
Mereka berkata, “Demi Allah, sungguh Allah telah melebihkan engkau di atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa).”
Qāla Lā Tathrība `Alaykum Al-Yawma Yaghfiru Allāhu Lakum Wa Huwa 'Arĥamu Ar-Rāĥimīna.
Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.
Adh/habū Biqamīşī Hādhā Fa'alqūhu `Alaá Wajhi 'Abī Ya'ti Başīrāan Wa 'Tūnī Bi'ahlikum 'Ajma`īna.
Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali; dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku.”
Wa Lammā Faşalat Al-`Īru Qāla 'Abūhum 'Innī La'ajidu Rīĥa Yūsufa Lawlā 'An Tufannidūni.
Dan ketika kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), ayah mereka berkata, “Sesungguhnya Aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).”
Qālū Ta-Allāhi 'Innaka Lafī Đalālika Al-Qadīmi.
Mereka (keluarganya) berkata, “Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu.”
Falammā 'An Jā'a Al-Bashīru 'Alqāhu `Alaá Wajhihi Fārtadda Başīrāan Qāla 'Alam 'Aqul Lakum 'Innī 'A`lamu Mina Allāhi Mā Lā Ta`lamūna.
Maka ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Yakub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Yakub) berkata, “Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
Qālū Yā 'Abānā Astaghfir Lanā Dhunūbanā 'Innā Kunnā Khāţi'īna.
Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa).”
Qāla Sawfa 'Astaghfiru Lakum Rabbī 'Innahu Huwa Al-Ghafūru Ar-Raĥīmu.
Dia (Yakub) berkata, “Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Falammā Dakhalū `Alaá Yūsufa 'Āwaá 'Ilayhi 'Abawayhi Wa Qāla Adkhulū Mişra 'In Shā'a Allāhu 'Āminīna.
Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia merangkul (dan menyiapkan tempat untuk) kedua orang tuanya seraya berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.”
Wa Rafa`a 'Abawayhi `Alaá Al-`Arshi Wa Kharrū Lahu Sujjadāan Wa Qāla Yā 'Abati Hādhā Ta'wīlu Ru'uyā Y Min Qablu Qad Ja`alahā Rabbī Ĥaqqāan Wa Qad 'Aĥsana Bī 'Idh 'Akhrajanī Mina As-Sijni Wa Jā'a Bikum Mina Al-Badwi Min Ba`di 'An Nazagha Ash-Shayţānu Baynī Wa Bayna 'Ikhwatī 'Inna Rabbī Laţīfun Limā Yashā'u 'Innahu Huwa Al-`Alīmu Al-Ĥakīmu.
Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, “Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.