Falammā Sami`at Bimakrihinna 'Arsalat 'Ilayhinna Wa 'A`tadat Lahunna Muttaka'an Wa 'Ātat Kulla Wāĥidatin Minhunna Sikkīnāan Wa Qālati Akhruj `Alayhinna Falammā Ra'aynahu 'Akbarnahu Wa Qaţţa`na 'Aydiyahunna Wa Qulna Ĥāsha Lillāhi Mā Hādhā Basharāan 'In Hādhā 'Illā Malakun Karīmun.
Maka ketika perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia.”
Qālat Fadhālikunna Al-Ladhī Lumtunnanī Fīhi Wa Laqad Rāwadttuhu `An Nafsihi Fāsta`şama Wa La'in Lam Yaf`al Mā 'Āmuruhu Layusjananna Wa Layakūnāan Mina Aş-Şāghirīna.
Dia (istri Al-Aziz) berkata, “Itulah orangnya yang menyebabkan kamu mencela aku karena (aku tertarik) kepadanya, dan sungguh, aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina.”
Qāla Rabbi As-Sijnu 'Aĥabbu 'Ilayya Mimmā Yad`ūnanī 'Ilayhi Wa 'Illā Taşrif `Annī Kaydahunna 'Aşbu 'Ilayhinna Wa 'Akun Mina Al-Jāhilīna.
Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.”
Fāstajāba Lahu Rabbuhu Faşarafa `Anhu Kaydahunna 'Innahu Huwa As-Samī`u Al-`Alīmu.
Maka Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Thumma Badā Lahum Min Ba`di Mā Ra'aw Al-'Āyāti Layasjununnahu Ĥattaá Ĥīnin.
Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai waktu tertentu.
Wa Dakhala Ma`ahu As-Sijna Fatayāni Qāla 'Aĥaduhumā 'Innī 'Arānī 'A`şiru Khamrāan Wa Qāla Al-'Ākharu 'Innī 'Arānī 'Aĥmilu Fawqa Ra'sī Khubzāan Ta'kulu Aţ-Ţayru Minhu Nabbi'nā Bita'wīlihi 'Innā Narāka Mina Al-Muĥsinīna.
Dan bersama dia masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah satunya berkata, “Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur,” dan yang lainnya berkata, “Aku bermimpi, membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” Berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang yang berbuat baik.
Qāla Lā Ya'tīkumā Ţa`āmun Turzaqānihi 'Illā Nabba'tukumā Bita'wīlihi Qabla 'An Ya'tiyakumā Dhālikumā Mimmā `Allamanī Rabbī 'Innī Taraktu Millata Qawmin Lā Yu'uminūna Billāhi Wa Hum Bil-'Ākhirati Hum Kāfirūna.
Dia (Yusuf) berkata, “Makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu berdua aku telah dapat menerangkan takwilnya, sebelum (makanan) itu sampai kepadamu. Itu sebagian dari yang diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka tidak percaya kepada hari akhirat.
Wa Attaba`tu Millata 'Ābā'ī 'Ibrāhīma Wa 'Isĥāqa Wa Ya`qūba Mā Kāna Lanā 'An Nushrika Billāhi Min Shay'in Dhālika Min Fađli Allāhi `Alaynā Wa `Alaá An-Nāsi Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Yashkurūna.
Dan aku mengikuti agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya); tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
Yā Şāĥibayi As-Sijni 'A'arbābun Mutafarriqūna Khayrun 'Ami Allāhu Al-Wāĥidu Al-Qahhāru.
Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa?
Mā Ta`budūna Min Dūnihi 'Illā 'Asmā'an Sammaytumūhā 'Antum Wa 'Ābā'uukum Mā 'Anzala Allāhu Bihā Min Sulţānin 'Ini Al-Ĥukmu 'Illā Lillāhi 'Amara 'Allā Ta`budū 'Illā 'Īyāhu Dhālika Ad-Dīnu Al-Qayyimu Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna.
Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.