Skip to main content

وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ   ( الزخرف: ١١ )

wa-alladhī
وَٱلَّذِى
dan yang
nazzala
نَزَّلَ
menurunkan
mina
مِنَ
dari
l-samāi
ٱلسَّمَآءِ
langit
māan
مَآءًۢ
air
biqadarin
بِقَدَرٍ
menurut ukuran
fa-ansharnā
فَأَنشَرْنَا
lalu Kami hidupkan
bihi
بِهِۦ
dengannya
baldatan
بَلْدَةً
negeri
maytan
مَّيْتًاۚ
mati
kadhālika
كَذَٰلِكَ
seperti demikian
tukh'rajūna
تُخْرَجُونَ
kamu dikeluarkan

Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan) lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).

Tafsir

وَالَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الْفُلْكِ وَالْاَنْعَامِ مَا تَرْكَبُوْنَۙ   ( الزخرف: ١٢ )

wa-alladhī
وَٱلَّذِى
dan yang
khalaqa
خَلَقَ
menciptakan
l-azwāja
ٱلْأَزْوَٰجَ
berpasangan
kullahā
كُلَّهَا
semuanya
wajaʿala
وَجَعَلَ
dan menjadikan
lakum
لَكُم
bagi kalian
mina
مِّنَ
dari
l-ful'ki
ٱلْفُلْكِ
bahtera
wal-anʿāmi
وَٱلْأَنْعَٰمِ
dan binatang ternak
مَا
apa yang
tarkabūna
تَرْكَبُونَ
kamu kendarai

Dan yang menciptakan semua berpasang-pasangan dan menjadikan kapal untukmu dan hewan ternak yang kamu tunggangi.

Tafsir

لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ   ( الزخرف: ١٣ )

litastawū
لِتَسْتَوُۥا۟
supaya kamu sama(duduk)
ʿalā
عَلَىٰ
atas
ẓuhūrihi
ظُهُورِهِۦ
punggungnya
thumma
ثُمَّ
kemudian
tadhkurū
تَذْكُرُوا۟
kamu ingat
niʿ'mata
نِعْمَةَ
nikmat
rabbikum
رَبِّكُمْ
Tuhan kalian
idhā
إِذَا
apabila
is'tawaytum
ٱسْتَوَيْتُمْ
kamu sama duduk
ʿalayhi
عَلَيْهِ
atasnya
wataqūlū
وَتَقُولُوا۟
dan kamu mengucapkan
sub'ḥāna
سُبْحَٰنَ
Maha Suci Dia
alladhī
ٱلَّذِى
yang
sakhara
سَخَّرَ
menundukkan
lanā
لَنَا
untuk kami
hādhā
هَٰذَا
ini
wamā
وَمَا
dan tidaklah
kunnā
كُنَّا
kami
lahu
لَهُۥ
baginya
muq'rinīna
مُقْرِنِينَ
menguasai

Agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, “Maha-suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,

Tafsir

وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ   ( الزخرف: ١٤ )

wa-innā
وَإِنَّآ
dan sesungguhnya kami
ilā
إِلَىٰ
kepada
rabbinā
رَبِّنَا
Tuhan kami
lamunqalibūna
لَمُنقَلِبُونَ
benar-benar orang yang kembali

dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

Tafsir

وَجَعَلُوْا لَهٗ مِنْ عِبَادِهٖ جُزْءًا ۗاِنَّ الْاِنْسَانَ لَكَفُوْرٌ مُّبِيْنٌ ۗ ࣖ   ( الزخرف: ١٥ )

wajaʿalū
وَجَعَلُوا۟
dan mereka menjadikan
lahu
لَهُۥ
baginya
min
مِنْ
sebagian dari
ʿibādihi
عِبَادِهِۦ
hamba-hamba-Nya
juz'an
جُزْءًاۚ
bahagian
inna
إِنَّ
sesungguhnya
l-insāna
ٱلْإِنسَٰنَ
manusia
lakafūrun
لَكَفُورٌ
benar-benar ingkar
mubīnun
مُّبِينٌ
nyata

Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya. Sungguh, manusia itu pengingkar (nikmat Tuhan) yang nyata.

Tafsir

اَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنٰتٍ وَّاَصْفٰىكُمْ بِالْبَنِيْنَ ۗ   ( الزخرف: ١٦ )

ami
أَمِ
atau
ittakhadha
ٱتَّخَذَ
Dia mengambil
mimmā
مِمَّا
dari apa
yakhluqu
يَخْلُقُ
Dia ciptakan
banātin
بَنَاتٍ
anak perempuan
wa-aṣfākum
وَأَصْفَىٰكُم
dan Dia pilih kamu
bil-banīna
بِٱلْبَنِينَ
dengan anak laki-laki

Pantaskah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan memberikan anak laki-laki kepadamu?

Tafsir

وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌ   ( الزخرف: ١٧ )

wa-idhā
وَإِذَا
dan apabila
bushira
بُشِّرَ
diberi kabar gembira
aḥaduhum
أَحَدُهُم
salah seorang di antara mereka
bimā
بِمَا
dengan apa
ḍaraba
ضَرَبَ
menjadikan
lilrraḥmāni
لِلرَّحْمَٰنِ
bagi Yang Maha Pengasih
mathalan
مَثَلًا
perumpamaan
ẓalla
ظَلَّ
jadilah
wajhuhu
وَجْهُهُۥ
mukanya
mus'waddan
مُسْوَدًّا
hitam pekat
wahuwa
وَهُوَ
dan dia
kaẓīmun
كَظِيمٌ
menahan marah

Dan apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi (Allah) Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat, karena menahan sedih (dan marah).

Tafsir

اَوَمَنْ يُّنَشَّؤُا فِى الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِيْنٍ   ( الزخرف: ١٨ )

awaman
أَوَمَن
ataukah orang
yunasha-u
يُنَشَّؤُا۟
dibesarkan
فِى
dalam
l-ḥil'yati
ٱلْحِلْيَةِ
perhiasan
wahuwa
وَهُوَ
dan dia
فِى
dalam
l-khiṣāmi
ٱلْخِصَامِ
terang
ghayru
غَيْرُ
tidak
mubīnin
مُبِينٍ
nyata

Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan sebagai perhiasan sedang dia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran.

Tafsir

وَجَعَلُوا الْمَلٰۤىِٕكَةَ الَّذِيْنَ هُمْ عِبٰدُ الرَّحْمٰنِ اِنَاثًا ۗ اَشَهِدُوْا خَلْقَهُمْ ۗسَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْٔـَلُوْنَ   ( الزخرف: ١٩ )

wajaʿalū
وَجَعَلُوا۟
dan mereka menjadikan
l-malāikata
ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ
malaikat-malaikat
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
hum
هُمْ
mereka itu
ʿibādu
عِبَٰدُ
hamba-hamba
l-raḥmāni
ٱلرَّحْمَٰنِ
Maha Pengasih
ināthan
إِنَٰثًاۚ
orang-orang perempuan
ashahidū
أَشَهِدُوا۟
apakah mereka menyaksikan
khalqahum
خَلْقَهُمْۚ
penciptaan mereka
satuk'tabu
سَتُكْتَبُ
kelak akan ditulis
shahādatuhum
شَهَٰدَتُهُمْ
persaksian mereka
wayus'alūna
وَيُسْـَٔلُونَ
dan mereka akan ditanya

Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan (malaikat-malaikat itu)? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka dan akan dimintakan pertanggungjawaban.

Tafsir

وَقَالُوْا لَوْ شَاۤءَ الرَّحْمٰنُ مَا عَبَدْنٰهُمْ ۗمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ اِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَۗ   ( الزخرف: ٢٠ )

waqālū
وَقَالُوا۟
dan mereka berkata
law
لَوْ
jika
shāa
شَآءَ
menghendaki
l-raḥmānu
ٱلرَّحْمَٰنُ
Maha Pengasih
مَا
tidak
ʿabadnāhum
عَبَدْنَٰهُمۗ
kami menyembah mereka
مَّا
tidak ada
lahum
لَهُم
bagi mereka
bidhālika
بِذَٰلِكَ
demikian itu
min
مِنْ
dari
ʿil'min
عِلْمٍۖ
pengetahuan
in
إِنْ
tidak lain
hum
هُمْ
mereka
illā
إِلَّا
kecuali
yakhruṣūna
يَخْرُصُونَ
mereka mengada-adakan kebohongan

Dan mereka berkata, “Sekiranya (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).” Mereka tidak mempunyai ilmu sedikit pun tentang itu. Tidak lain mereka hanyalah menduga-duga belaka.

Tafsir