Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Wa Attaba`at/hum Dhurrīyatuhum Bi'īmānin 'Alĥaqnā Bihim Dhurrīyatahum Wa Mā 'Alatnāhum Min `Amalihim Min Shay'in Kullu Amri'in Bimā Kasaba Rahīnun.
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.
Wa 'Amdadnāhum Bifākihatin Wa Laĥmin Mimmā Yashtahūna.
Dan Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.
Yatanāza`ūna Fīhā Ka'sāan Lā Laghwun Fīhā Wa Lā Ta'thīmun.
(Di dalam surga itu) mereka saling mengulurkan gelas yang isinya tidak (menimbulkan) ucapan yang tidak berfaedah ataupun perbuatan dosa.
Wa Yaţūfu `Alayhim Ghilmānun Lahum Ka'annahum Lu'ulu'uun Maknūnun.
Dan di sekitar mereka ada anak-anak muda yang berkeliling untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.
Wa 'Aqbala Ba`đuhum `Alaá Ba`đin Yatasā'alūna.
Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling bertegur sapa.
Qālū 'Innā Kunnā Qablu Fī 'Ahlinā Mushfiqīna.
Mereka berkata, “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab).
Famanna Allāhu `Alaynā Wa Waqānā `Adhāba As-Samūmi.
Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka.
'Innā Kunnā Min Qablu Nad`ūhu 'Innahu Huwa Al-Barru Ar-Raĥīmu.
Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu. Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang.”
Fadhakkir Famā 'Anta Bini`mati Rabbika Bikāhinin Wa Lā Majnūnin.
Maka peringatkanlah, karena dengan nikmat Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula orang gila.
'Am Yaqūlūna Shā`irun Natarabbaşu Bihi Rayba Al-Manūni.
Bahkan mereka berkata, “Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya.”