Skip to main content

قَالُوْا سَنُرَاوِدُ عَنْهُ اَبَاهُ وَاِنَّا لَفَاعِلُوْنَ  ( يوسف: ٦١ )

qālū
قَالُوا۟
mereka berkata
sanurāwidu
سَنُرَٰوِدُ
kami akan membujuk
ʿanhu
عَنْهُ
daripadanya
abāhu
أَبَاهُ
ayahnya
wa-innā
وَإِنَّا
dan sesungguhnya kami
lafāʿilūna
لَفَٰعِلُونَ
benar-benar melaksanakan

Mereka berkata, “Kami akan membujuk ayahnya (untuk membawanya) dan kami benar-benar akan melaksanakannya.”

Tafsir

وَقَالَ لِفِتْيٰنِهِ اجْعَلُوْا بِضَاعَتَهُمْ فِيْ رِحَالِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَعْرِفُوْنَهَآ اِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ  ( يوسف: ٦٢ )

waqāla
وَقَالَ
dan (Yusuf) berkata
lifit'yānihi
لِفِتْيَٰنِهِ
kepada bujang-bujangnya
ij'ʿalū
ٱجْعَلُوا۟
jadikan/masukkan
biḍāʿatahum
بِضَٰعَتَهُمْ
barang-barang mereka
فِى
dalam
riḥālihim
رِحَالِهِمْ
karung-karung mereka
laʿallahum
لَعَلَّهُمْ
supaya mereka
yaʿrifūnahā
يَعْرِفُونَهَآ
mereka mengetahuinya
idhā
إِذَا
apabila
inqalabū
ٱنقَلَبُوٓا۟
mereka telah kembali
ilā
إِلَىٰٓ
kepada
ahlihim
أَهْلِهِمْ
keluarga mereka
laʿallahum
لَعَلَّهُمْ
supaya/mudah-mudahan mereka
yarjiʿūna
يَرْجِعُونَ
mereka kembali

Dan dia (Yusuf) berkata kepada pelayan-pelayannya, “Masukkanlah barang-barang (penukar) mereka ke dalam karung-karungnya, agar mereka mengetahuinya apabila telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi.”

Tafsir

فَلَمَّا رَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَبِيْهِمْ قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مُنِعَ مِنَّا الْكَيْلُ فَاَرْسِلْ مَعَنَآ اَخَانَا نَكْتَلْ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ  ( يوسف: ٦٣ )

falammā
فَلَمَّا
maka tatkala
rajaʿū
رَجَعُوٓا۟
mereka kembali
ilā
إِلَىٰٓ
kepada
abīhim
أَبِيهِمْ
ayah mereka
qālū
قَالُوا۟
mereka berkata
yāabānā
يَٰٓأَبَانَا
wahai ayah kami
muniʿa
مُنِعَ
dicegah/tidak diberi
minnā
مِنَّا
dari kami
l-kaylu
ٱلْكَيْلُ
sukatan
fa-arsil
فَأَرْسِلْ
maka kirimlah/ biarkanlah
maʿanā
مَعَنَآ
bersama kami
akhānā
أَخَانَا
saudara kami
naktal
نَكْتَلْ
kami mendapatkan sukatan
wa-innā
وَإِنَّا
dan sesungguhnya kami
lahu
لَهُۥ
padanya
laḥāfiẓūna
لَحَٰفِظُونَ
orang-orang yang menjaga

Maka ketika mereka telah kembali kepada ayahnya (Yakub) mereka berkata, “Wahai ayah kami! Kami tidak akan mendapat jatah (gandum) lagi, (jika tidak membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi bersama kami agar kami mendapat jatah, dan kami benar-benar akan menjaganya.”

Tafsir

قَالَ هَلْ اٰمَنُكُمْ عَلَيْهِ اِلَّا كَمَآ اَمِنْتُكُمْ عَلٰٓى اَخِيْهِ مِنْ قَبْلُۗ فَاللّٰهُ خَيْرٌ حٰفِظًا وَّهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ  ( يوسف: ٦٤ )

qāla
قَالَ
(Yaqub) berkata
hal
هَلْ
apakah
āmanukum
ءَامَنُكُمْ
aku mempercayai kamu
ʿalayhi
عَلَيْهِ
atasnya
illā
إِلَّا
kecuali
kamā
كَمَآ
sebagaimana/seperti
amintukum
أَمِنتُكُمْ
aku mempercayai kamu
ʿalā
عَلَىٰٓ
atas
akhīhi
أَخِيهِ
saudaranya
min
مِن
dari
qablu
قَبْلُۖ
sebelum/dahulu
fal-lahu
فَٱللَّهُ
maka Allah
khayrun
خَيْرٌ
sebaik-baik
ḥāfiẓan
حَٰفِظًاۖ
penjaga
wahuwa
وَهُوَ
dan Dia
arḥamu
أَرْحَمُ
Maha Penyayang
l-rāḥimīna
ٱلرَّٰحِمِينَ
para penyayang

Dia (Yakub) berkata, “Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.

Tafsir

وَلَمَّا فَتَحُوْا مَتَاعَهُمْ وَجَدُوْا بِضَاعَتَهُمْ رُدَّتْ اِلَيْهِمْۗ قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مَا نَبْغِيْۗ هٰذِهٖ بِضَاعَتُنَا رُدَّتْ اِلَيْنَا وَنَمِيْرُ اَهْلَنَا وَنَحْفَظُ اَخَانَا وَنَزْدَادُ كَيْلَ بَعِيْرٍۗ ذٰلِكَ كَيْلٌ يَّسِيْرٌ  ( يوسف: ٦٥ )

walammā
وَلَمَّا
dan tatkala
fataḥū
فَتَحُوا۟
mereka membuka
matāʿahum
مَتَٰعَهُمْ
barang-barang mereka
wajadū
وَجَدُوا۟
mereka menemukan
biḍāʿatahum
بِضَٰعَتَهُمْ
barang-barang mereka
ruddat
رُدَّتْ
dikembalikan
ilayhim
إِلَيْهِمْۖ
kepada mereka
qālū
قَالُوا۟
mereka berkata
yāabānā
يَٰٓأَبَانَا
wahai ayah kami
مَا
apa
nabghī
نَبْغِىۖ
kami inginkan
hādhihi
هَٰذِهِۦ
ini
biḍāʿatunā
بِضَٰعَتُنَا
barang-barang kami
ruddat
رُدَّتْ
dikembalikan
ilaynā
إِلَيْنَاۖ
kepada kami
wanamīru
وَنَمِيرُ
dan kami memberi makan
ahlanā
أَهْلَنَا
keluarga kami
wanaḥfaẓu
وَنَحْفَظُ
dan kami akan memelihara
akhānā
أَخَانَا
saudara kami
wanazdādu
وَنَزْدَادُ
dan kami mendapat tambahan
kayla
كَيْلَ
sukatan
baʿīrin
بَعِيرٍۖ
seekor unta
dhālika
ذَٰلِكَ
demikian/itu
kaylun
كَيْلٌ
sukatan
yasīrun
يَسِيرٌ
yang mudah

Dan ketika mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan barang-barang (penukar) mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Apalagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kita akan dapat memberi makan keluarga kita, dan kami akan memelihara saudara kami, dan kita akan mendapat tambahan jatah (gandum) seberat beban seekor unta. Itu suatu hal yang mudah (bagi raja Mesir).”

Tafsir

قَالَ لَنْ اُرْسِلَهٗ مَعَكُمْ حَتّٰى تُؤْتُوْنِ مَوْثِقًا مِّنَ اللّٰهِ لَتَأْتُنَّنِيْ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يُّحَاطَ بِكُمْۚ فَلَمَّآ اٰتَوْهُ مَوْثِقَهُمْ قَالَ اللّٰهُ عَلٰى مَا نَقُوْلُ وَكِيْلٌ  ( يوسف: ٦٦ )

qāla
قَالَ
(Yaqub) berkata
lan
لَنْ
tidak akan
ur'silahu
أُرْسِلَهُۥ
aku melepaskannya
maʿakum
مَعَكُمْ
bersama-sama kamu
ḥattā
حَتَّىٰ
sehingga/sampai
tu'tūni
تُؤْتُونِ
kamu mendatangi/memberikan kepadaku
mawthiqan
مَوْثِقًا
janji yang teguh
mina
مِّنَ
dari/atas
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
latatunnanī
لَتَأْتُنَّنِى
pasti kamu datang/membawa kepadaku
bihi
بِهِۦٓ
dengannya
illā
إِلَّآ
kecuali
an
أَن
bahwa
yuḥāṭa
يُحَاطَ
mengepung
bikum
بِكُمْۖ
dengan/untuk kalian
falammā
فَلَمَّآ
maka tatkala
ātawhu
ءَاتَوْهُ
mereka memberinya
mawthiqahum
مَوْثِقَهُمْ
janji mereka
qāla
قَالَ
(Yaqub) berkata
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
ʿalā
عَلَىٰ
atas
مَا
apa
naqūlu
نَقُولُ
kami ucapkan
wakīlun
وَكِيلٌ
penjaga/saksi

Dia (Yakub) berkata, “Aku tidak akan melepaskannya (pergi) bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung (musuh).” Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia (Yakub) berkata, “Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.”

Tafsir

وَقَالَ يٰبَنِيَّ لَا تَدْخُلُوْا مِنْۢ بَابٍ وَّاحِدٍ وَّادْخُلُوْا مِنْ اَبْوَابٍ مُّتَفَرِّقَةٍۗ وَمَآ اُغْنِيْ عَنْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُوْنَ  ( يوسف: ٦٧ )

waqāla
وَقَالَ
dan (Yaqub) berkata
yābaniyya
يَٰبَنِىَّ
Wahai keturunan
لَا
janganlah
tadkhulū
تَدْخُلُوا۟
kamu masuk
min
مِنۢ
dari
bābin
بَابٍ
pintu
wāḥidin
وَٰحِدٍ
satu
wa-ud'khulū
وَٱدْخُلُوا۟
dan masuklah
min
مِنْ
dari
abwābin
أَبْوَٰبٍ
pintu-pintu
mutafarriqatin
مُّتَفَرِّقَةٍۖ
berlainan
wamā
وَمَآ
dan tidak dapat
ugh'nī
أُغْنِى
aku melepaskan
ʿankum
عَنكُم
dari kalian
mina
مِّنَ
dari
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
min
مِن
dari
shayin
شَىْءٍۖ
sedikit
ini
إِنِ
jika
l-ḥuk'mu
ٱلْحُكْمُ
keputusan
illā
إِلَّا
hanyalah
lillahi
لِلَّهِۖ
bagi/hak Allah
ʿalayhi
عَلَيْهِ
kepadaNya
tawakkaltu
تَوَكَّلْتُۖ
aku bertawakkal
waʿalayhi
وَعَلَيْهِ
dan kepadaNya
falyatawakkali
فَلْيَتَوَكَّلِ
hendaknya bertawakkal/berserah diri
l-mutawakilūna
ٱلْمُتَوَكِّلُونَ
orang-orang yang bertawakkal

Dan dia (Yakub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal.”

Tafsir

وَلَمَّا دَخَلُوْا مِنْ حَيْثُ اَمَرَهُمْ اَبُوْهُمْۗ مَا كَانَ يُغْنِيْ عَنْهُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ اِلَّا حَاجَةً فِيْ نَفْسِ يَعْقُوْبَ قَضٰىهَاۗ وَاِنَّهٗ لَذُوْ عِلْمٍ لِّمَا عَلَّمْنٰهُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ  ( يوسف: ٦٨ )

walammā
وَلَمَّا
dan ketika
dakhalū
دَخَلُوا۟
mereka masuk
min
مِنْ
dari
ḥaythu
حَيْثُ
arah
amarahum
أَمَرَهُمْ
memerintahkan mereka
abūhum
أَبُوهُم
ayah mereka
مَّا
tidak
kāna
كَانَ
ada
yugh'nī
يُغْنِى
melepaskan
ʿanhum
عَنْهُم
dari mereka
mina
مِّنَ
dari
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
min
مِن
dari
shayin
شَىْءٍ
sedikit
illā
إِلَّا
kecuali/hanya
ḥājatan
حَاجَةً
hajat/keinginan
فِى
dalam/pada
nafsi
نَفْسِ
diri
yaʿqūba
يَعْقُوبَ
Yaqub
qaḍāhā
قَضَىٰهَاۚ
Dia tetapkannya
wa-innahu
وَإِنَّهُۥ
dan sesungguhnya dia
ladhū
لَذُو
sungguh mempunyai
ʿil'min
عِلْمٍ
pengetahuan
limā
لِّمَا
karena apa
ʿallamnāhu
عَلَّمْنَٰهُ
kami telah mengajarkannya
walākinna
وَلَٰكِنَّ
akan tetapi
akthara
أَكْثَرَ
kebanyakan
l-nāsi
ٱلنَّاسِ
manusia
لَا
tidak
yaʿlamūna
يَعْلَمُونَ
mereka mengetahui

Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, (masuknya mereka itu) tidak dapat menolak sedikit pun keputusan Allah, (tetapi itu) hanya suatu keinginan pada diri Yakub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Tafsir

وَلَمَّا دَخَلُوْا عَلٰى يُوْسُفَ اٰوٰٓى اِلَيْهِ اَخَاهُ قَالَ اِنِّيْٓ اَنَا۠ اَخُوْكَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ  ( يوسف: ٦٩ )

walammā
وَلَمَّا
dan tatkala
dakhalū
دَخَلُوا۟
mereka masuk
ʿalā
عَلَىٰ
atas
yūsufa
يُوسُفَ
Yusuf
āwā
ءَاوَىٰٓ
ia membawa
ilayhi
إِلَيْهِ
kepadanya/ketempatnya
akhāhu
أَخَاهُۖ
saudaranya
qāla
قَالَ
(Yusuf) berkata
innī
إِنِّىٓ
sesungguhnya aku
anā
أَنَا۠
aku
akhūka
أَخُوكَ
saudaramu
falā
فَلَا
maka jangan
tabta-is
تَبْتَئِسْ
kamu berduka cita
bimā
بِمَا
terhadap apa
kānū
كَانُوا۟
adalah mereka
yaʿmalūna
يَعْمَلُونَ
mereka kerjakan

Dan ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia menempatkan saudaranya (Bunyamin) di tempatnya, dia (Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

Tafsir

فَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ جَعَلَ السِّقَايَةَ فِيْ رَحْلِ اَخِيْهِ ثُمَّ اَذَّنَ مُؤَذِّنٌ اَيَّتُهَا الْعِيْرُ اِنَّكُمْ لَسَارِقُوْنَ  ( يوسف: ٧٠ )

falammā
فَلَمَّا
maka tatkala
jahhazahum
جَهَّزَهُم
ia menyiapkan untuk mereka
bijahāzihim
بِجَهَازِهِمْ
dengan persiapan mereka
jaʿala
جَعَلَ
ia jadikan/masukkan
l-siqāyata
ٱلسِّقَايَةَ
piala/tempat minum
فِى
dalam
raḥli
رَحْلِ
karung
akhīhi
أَخِيهِ
saudaranya
thumma
ثُمَّ
kemudian
adhana
أَذَّنَ
berseru
mu-adhinun
مُؤَذِّنٌ
orang yang menyeru
ayyatuhā
أَيَّتُهَا
hai
l-ʿīru
ٱلْعِيرُ
kafilah
innakum
إِنَّكُمْ
sesungguhnya kalian
lasāriqūna
لَسَٰرِقُونَ
tentu pencuri

Maka ketika telah disiapkan bahan makanan untuk mereka, dia (Yusuf) memasukkan piala ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan, “Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti pencuri.”

Tafsir