Skip to main content

۞ وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْا ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ  ( الأنعام: ١٤١ )

wahuwa
وَهُوَ
dan Dia
alladhī
ٱلَّذِىٓ
yang
ansha-a
أَنشَأَ
menumbuhkan
jannātin
جَنَّٰتٍ
kebun-kebun
maʿrūshātin
مَّعْرُوشَٰتٍ
yang berjunjung
waghayra
وَغَيْرَ
dan tidak
maʿrūshātin
مَعْرُوشَٰتٍ
yang berjunjung
wal-nakhla
وَٱلنَّخْلَ
dan pohon kurma
wal-zarʿa
وَٱلزَّرْعَ
dan tanaman-tanaman
mukh'talifan
مُخْتَلِفًا
bermacam-macam
ukuluhu
أُكُلُهُۥ
makannya/rasanya
wal-zaytūna
وَٱلزَّيْتُونَ
dan zaitun
wal-rumāna
وَٱلرُّمَّانَ
dan delima
mutashābihan
مُتَشَٰبِهًا
yang serupa
waghayra
وَغَيْرَ
dan tidak
mutashābihin
مُتَشَٰبِهٍۚ
serupa
kulū
كُلُوا۟
makanlah
min
مِن
dari
thamarihi
ثَمَرِهِۦٓ
buahnya
idhā
إِذَآ
apabila
athmara
أَثْمَرَ
berbuah
waātū
وَءَاتُوا۟
dan berikan
ḥaqqahu
حَقَّهُۥ
haknya
yawma
يَوْمَ
pada hari
ḥaṣādihi
حَصَادِهِۦۖ
mengetamnya
walā
وَلَا
dan jangan
tus'rifū
تُسْرِفُوٓا۟ۚ
kamu berlebih-lebihan
innahu
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia/Allah
لَا
tidak
yuḥibbu
يُحِبُّ
Dia menyukai
l-mus'rifīna
ٱلْمُسْرِفِينَ
orang-orang yang berlebihan

Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan,

Tafsir

وَمِنَ الْاَنْعَامِ حَمُوْلَةً وَّفَرْشًا ۗ كُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌۙ  ( الأنعام: ١٤٢ )

wamina
وَمِنَ
dan diantara
l-anʿāmi
ٱلْأَنْعَٰمِ
binatang ternak
ḥamūlatan
حَمُولَةً
untuk pengangkutan
wafarshan
وَفَرْشًاۚ
dan untuk disembelih
kulū
كُلُوا۟
makanlah
mimmā
مِمَّا
dari apa
razaqakumu
رَزَقَكُمُ
memberikan rezki kepadamu
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
walā
وَلَا
dan jangan
tattabiʿū
تَتَّبِعُوا۟
kamu mengikuti
khuṭuwāti
خُطُوَٰتِ
langkah-langkah
l-shayṭāni
ٱلشَّيْطَٰنِۚ
syaitan
innahu
إِنَّهُۥ
sesungguhnya ia/syaitan
lakum
لَكُمْ
bagi kalian
ʿaduwwun
عَدُوٌّ
musuh
mubīnun
مُّبِينٌ
yang nyata

dan di antara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban dan ada (pula) yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu,

Tafsir

ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ نَبِّئُوْنِيْ بِعِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ   ( الأنعام: ١٤٣ )

thamāniyata
ثَمَٰنِيَةَ
delapan (binatang)
azwājin
أَزْوَٰجٍۖ
berpasangan
mina
مِّنَ
dari
l-ḍani
ٱلضَّأْنِ
domba
ith'nayni
ٱثْنَيْنِ
dua (sepasang)
wamina
وَمِنَ
dan dari
l-maʿzi
ٱلْمَعْزِ
kambing
ith'nayni
ٱثْنَيْنِۗ
dua (sepasang)
qul
قُلْ
katakanlah
āldhakarayni
ءَآلذَّكَرَيْنِ
apakah dua yang jantan
ḥarrama
حَرَّمَ
(Allah) mengharamkan
ami
أَمِ
ataukah
l-unthayayni
ٱلْأُنثَيَيْنِ
dua yang betina
ammā
أَمَّا
atau
ish'tamalat
ٱشْتَمَلَتْ
terkandung
ʿalayhi
عَلَيْهِ
atasnya
arḥāmu
أَرْحَامُ
rahim
l-unthayayni
ٱلْأُنثَيَيْنِۖ
dua yang betina
nabbiūnī
نَبِّـُٔونِى
terangkanlah kepadaku
biʿil'min
بِعِلْمٍ
dengan pengetahuan
in
إِن
jika
kuntum
كُنتُمْ
kalian adalah
ṣādiqīna
صَٰدِقِينَ
orang-orang yang benar

ada delapan hewan ternak yang berpasangan (empat pasang); sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan Allah dua yang jantan atau dua yang betina atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar.”

Tafsir

وَمِنَ الْاِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ الْاُنْثَيَيْنِۗ اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ وَصّٰىكُمُ اللّٰهُ بِهٰذَاۚ فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ   ( الأنعام: ١٤٤ )

wamina
وَمِنَ
dan dari
l-ibili
ٱلْإِبِلِ
unta
ith'nayni
ٱثْنَيْنِ
dua (sepasang)
wamina
وَمِنَ
dan dari
l-baqari
ٱلْبَقَرِ
sapi
ith'nayni
ٱثْنَيْنِۗ
dua (sepasang)
qul
قُلْ
katakanlah
āldhakarayni
ءَآلذَّكَرَيْنِ
apakah dua yang jantan
ḥarrama
حَرَّمَ
(Allah) mengharamkan
ami
أَمِ
ataukah
l-unthayayni
ٱلْأُنثَيَيْنِ
dua yang betina
ammā
أَمَّا
atau
ish'tamalat
ٱشْتَمَلَتْ
yang terkandung
ʿalayhi
عَلَيْهِ
atasnya
arḥāmu
أَرْحَامُ
rahim
l-unthayayni
ٱلْأُنثَيَيْنِۖ
dua yang betina
am
أَمْ
ataukah
kuntum
كُنتُمْ
kalian adalah
shuhadāa
شُهَدَآءَ
menjadi saksi
idh
إِذْ
ketika
waṣṣākumu
وَصَّىٰكُمُ
mewasiatkan
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
bihādhā
بِهَٰذَاۚ
dengan ini
faman
فَمَنْ
maka barang siapa
aẓlamu
أَظْلَمُ
lebih zalim
mimmani
مِمَّنِ
daripada orang-orang
if'tarā
ٱفْتَرَىٰ
mengada-adakan
ʿalā
عَلَى
atas/terhadap
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
kadhiban
كَذِبًا
dusta
liyuḍilla
لِّيُضِلَّ
untuk menyesatkan
l-nāsa
ٱلنَّاسَ
manusia
bighayri
بِغَيْرِ
dengan tidak/tanpa
ʿil'min
عِلْمٍۗ
pengetahuan
inna
إِنَّ
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
لَا
tidak
yahdī
يَهْدِى
memberi petunjuk
l-qawma
ٱلْقَوْمَ
kaum
l-ẓālimīna
ٱلظَّٰلِمِينَ
orang-orang yang zalim

Dan dari unta sepasang dan dari sapi sepasang. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan dua yang jantan atau dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Tafsir

قُلْ لَّآ اَجِدُ فِيْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗٓ اِلَّآ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ اَوْ فِسْقًا اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ رَبَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ   ( الأنعام: ١٤٥ )

qul
قُل
katakanlah
لَّآ
tidak
ajidu
أَجِدُ
aku mendapati
فِى
di dalam
مَآ
apa
ūḥiya
أُوحِىَ
diwahyukan
ilayya
إِلَىَّ
kepadaku
muḥarraman
مُحَرَّمًا
sesuatu yang diharamkan
ʿalā
عَلَىٰ
atas
ṭāʿimin
طَاعِمٍ
orang yang makan
yaṭʿamuhu
يَطْعَمُهُۥٓ
memakannya
illā
إِلَّآ
kecuali
an
أَن
bahwa
yakūna
يَكُونَ
adalah
maytatan
مَيْتَةً
bangkai
aw
أَوْ
atau
daman
دَمًا
darah
masfūḥan
مَّسْفُوحًا
tertumpah/mengalir
aw
أَوْ
atau
laḥma
لَحْمَ
daging
khinzīrin
خِنزِيرٍ
babi
fa-innahu
فَإِنَّهُۥ
maka sesungguhnya itu
rij'sun
رِجْسٌ
kotor
aw
أَوْ
atau
fis'qan
فِسْقًا
kejahatan
uhilla
أُهِلَّ
disembelih
lighayri
لِغَيْرِ
bagi selain
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
bihi
بِهِۦۚ
dengannya
famani
فَمَنِ
maka barang siapa
uḍ'ṭurra
ٱضْطُرَّ
terpaksa
ghayra
غَيْرَ
tidak/bukan
bāghin
بَاغٍ
sengaja
walā
وَلَا
dan tidak
ʿādin
عَادٍ
melampaui batas
fa-inna
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
rabbaka
رَبَّكَ
Tuhanmu
ghafūrun
غَفُورٌ
Maha Pengasih
raḥīmun
رَّحِيمٌ
Maha Penyayang

Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi – karena semua itu kotor – atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir

وَعَلَى الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِيْ ظُفُرٍۚ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُوْمَهُمَآ اِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُوْرُهُمَآ اَوِ الْحَوَايَآ اَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍۗ ذٰلِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِبَغْيِهِمْۚ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ   ( الأنعام: ١٤٦ )

waʿalā
وَعَلَى
dan atas
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
hādū
هَادُوا۟
(mereka) Yahudi
ḥarramnā
حَرَّمْنَا
Kami haramkan
kulla
كُلَّ
setiap
dhī
ذِى
memiliki
ẓufurin
ظُفُرٍۖ
berkuku
wamina
وَمِنَ
dan dari
l-baqari
ٱلْبَقَرِ
sapi
wal-ghanami
وَٱلْغَنَمِ
dan kambing
ḥarramnā
حَرَّمْنَا
Kami haramkan
ʿalayhim
عَلَيْهِمْ
atas mereka
shuḥūmahumā
شُحُومَهُمَآ
lemak dari kedua-duanya
illā
إِلَّا
kecuali
مَا
apa
ḥamalat
حَمَلَتْ
terbawa/melekat
ẓuhūruhumā
ظُهُورُهُمَآ
punggung keduanya
awi
أَوِ
atau
l-ḥawāyā
ٱلْحَوَايَآ
perut besar
aw
أَوْ
atau
مَا
apa
ikh'talaṭa
ٱخْتَلَطَ
tercampur
biʿaẓmin
بِعَظْمٍۚ
dengan tulang
dhālika
ذَٰلِكَ
demikianlah
jazaynāhum
جَزَيْنَٰهُم
Kami beri balasan mereka
bibaghyihim
بِبَغْيِهِمْۖ
dengan sebab kedurhakaan mereka
wa-innā
وَإِنَّا
dan sesungguhnya Kami
laṣādiqūna
لَصَٰدِقُونَ
sungguh yang benar

Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan semua (hewan) yang berkuku, dan Kami haramkan kepada mereka lemak sapi dan domba, kecuali yang melekat di punggungnya, atau yang dalam isi perutnya, atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami menghukum mereka karena kedurhakaannya. Dan sungguh, Kami Mahabenar.

Tafsir

فَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ رَّبُّكُمْ ذُوْ رَحْمَةٍ وَّاسِعَةٍۚ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهٗ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ   ( الأنعام: ١٤٧ )

fa-in
فَإِن
maka jika
kadhabūka
كَذَّبُوكَ
mereka mendustakan kamu
faqul
فَقُل
maka katakanlah
rabbukum
رَّبُّكُمْ
Tuhan kalian
dhū
ذُو
mempunyai
raḥmatin
رَحْمَةٍ
rahmat
wāsiʿatin
وَٰسِعَةٍ
yang luas
walā
وَلَا
dan tidak dapat
yuraddu
يُرَدُّ
ditolak
basuhu
بَأْسُهُۥ
siksaNya
ʿani
عَنِ
dari
l-qawmi
ٱلْقَوْمِ
kaum
l-muj'rimīna
ٱلْمُجْرِمِينَ
orang -orang yang berdosa

Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah, “Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas, dan siksa-Nya kepada orang-orang yang berdosa tidak dapat dielakkan.”

Tafsir

سَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكْنَا وَلَآ اٰبَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتّٰى ذَاقُوْا بَأْسَنَاۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوْهُ لَنَاۗ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَخْرُصُوْنَ  ( الأنعام: ١٤٨ )

sayaqūlu
سَيَقُولُ
nanti akan mengatakan
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ashrakū
أَشْرَكُوا۟
(mereka) mempersekutukan
law
لَوْ
jikalau
shāa
شَآءَ
menghendaki
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
مَآ
tidak
ashraknā
أَشْرَكْنَا
kami mempersekutukan
walā
وَلَآ
dan tidak
ābāunā
ءَابَآؤُنَا
bapak-bapak kami
walā
وَلَا
dan tidak
ḥarramnā
حَرَّمْنَا
kami mengharamkan
min
مِن
dari
shayin
شَىْءٍۚ
barang sesuatu
kadhālika
كَذَٰلِكَ
demikianlah
kadhaba
كَذَّبَ
telah mendustakan
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
min
مِن
dari
qablihim
قَبْلِهِمْ
sebelum mereka
ḥattā
حَتَّىٰ
sehingga
dhāqū
ذَاقُوا۟
mereka merasakan
basanā
بَأْسَنَاۗ
siksaan Kami
qul
قُلْ
katakanlah
hal
هَلْ
apakah
ʿindakum
عِندَكُم
disisimu/kamu mempunyai
min
مِّنْ
dari
ʿil'min
عِلْمٍ
pengetahuan
fatukh'rijūhu
فَتُخْرِجُوهُ
maka/lalu kamu mengemukakannya/mengeluarkannya
lanā
لَنَآۖ
kepada kami
in
إِن
jika
tattabiʿūna
تَتَّبِعُونَ
mengikuti
illā
إِلَّا
kecuali
l-ẓana
ٱلظَّنَّ
prasangka
wa-in
وَإِنْ
dan tidak lain
antum
أَنتُمْ
kamu
illā
إِلَّا
kecuali
takhruṣūna
تَخْرُصُونَ
kamu berdusta

Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Demikian pula orang-orang sebelum mereka yang telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira.”

Tafsir

قُلْ فَلِلّٰهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُۚ فَلَوْ شَاۤءَ لَهَدٰىكُمْ اَجْمَعِيْنَ   ( الأنعام: ١٤٩ )

qul
قُلْ
katakanlah
falillahi
فَلِلَّهِ
maka bagi Allah
l-ḥujatu
ٱلْحُجَّةُ
hujjah/alasan
l-bālighatu
ٱلْبَٰلِغَةُۖ
yang jelas lagi kuat
falaw
فَلَوْ
maka jika
shāa
شَآءَ
Dia menghendaki
lahadākum
لَهَدَىٰكُمْ
pasti Dia memberi petunjuk kepadamu
ajmaʿīna
أَجْمَعِينَ
semuanya

Katakanlah (Muhammad), “Alasan yang kuat hanya pada Allah. Maka kalau Dia menghendaki, niscaya kamu semua mendapat petunjuk.”

Tafsir

قُلْ هَلُمَّ شُهَدَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ يَشْهَدُوْنَ اَنَّ اللّٰهَ حَرَّمَ هٰذَاۚ فَاِنْ شَهِدُوْا فَلَا تَشْهَدْ مَعَهُمْۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ وَهُمْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ ࣖ   ( الأنعام: ١٥٠ )

qul
قُلْ
katakanlah
halumma
هَلُمَّ
bawalah kemari
shuhadāakumu
شُهَدَآءَكُمُ
saksi-saksi kamu
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
yashhadūna
يَشْهَدُونَ
(mereka) mempersaksikan
anna
أَنَّ
bahwasanya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
ḥarrama
حَرَّمَ
mengharamkan
hādhā
هَٰذَاۖ
ini
fa-in
فَإِن
maka jika
shahidū
شَهِدُوا۟
mereka mempersaksikan
falā
فَلَا
maka janganlah
tashhad
تَشْهَدْ
kamu menjadi saksi
maʿahum
مَعَهُمْۚ
bersama mereka
walā
وَلَا
dan jangan
tattabiʿ
تَتَّبِعْ
kamu mengikuti
ahwāa
أَهْوَآءَ
hawa nafsu
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
kadhabū
كَذَّبُوا۟
(mereka) mendustakan
biāyātinā
بِـَٔايَٰتِنَا
dengan ayat-ayat Kami
wa-alladhīna
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
لَا
tidak
yu'minūna
يُؤْمِنُونَ
beriman
bil-ākhirati
بِٱلْءَاخِرَةِ
dengan kehidupan akhirat
wahum
وَهُم
dan/sedang mereka
birabbihim
بِرَبِّهِمْ
dengan Tuhan mereka
yaʿdilūna
يَعْدِلُونَ
mereka mempersekutukan

Katakanlah (Muhammad), “Bawalah saksi-saksimu yang dapat membuktikan bahwa Allah mengharamkan ini.” Jika mereka memberikan kesaksian, engkau jangan (ikut pula) memberikan kesaksian bersama mereka. Jangan engkau ikuti keinginan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, dan mereka mempersekutukan Tuhan.

Tafsir