Wa Nabbi'hum `An Đayfi 'Ibrāhīma.
Dan kabarkanlah (Muhammad) kepada mereka tentang tamu Ibrahim (malaikat).
'Idh Dakhalū `Alayhi Faqālū Salāmāan Qāla 'Innā Minkum Wajilūna.
Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, “Salam.” Dia (Ibrahim) berkata, “Kami benar-benar merasa takut kepadamu.”
Qālū Lā Tawjal 'Innā Nubashshiruka Bighulāmin `Alīmin.
(Mereka) berkata, “Janganlah engkau merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang pandai (Ishak).”
Qāla 'Abashshartumūnī `Alaá 'An Massanī Al-Kibaru Fabima Tubashshirūna.
Dia (Ibrahim) berkata, “Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, lalu (dengan cara) bagaimana kamu memberi (kabar gembira) tersebut?”
Qālū Bashsharnāka Bil-Ĥaqqi Falā Takun Mina Al-Qāniţīna.
(Mereka) menjawab, “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.”
Qāla Wa Man Yaqnaţu Min Raĥmati Rabbihi 'Illā Ađ-Đāllūna.
Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.”
Qāla Famā Khaţbukum 'Ayyuhā Al-Mursalūna.
Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah urusanmu yang penting, wahai para utusan?”
Qālū 'Innā 'Ursilnā 'Ilaá Qawmin Mujrimīna.
(Mereka) menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa,
'Illā 'Āla Lūţin 'Innā Lamunajjūhum 'Ajma`īna.
kecuali para pengikut Lut. Sesungguhnya kami pasti menyelamatkan mereka semuanya,
'Illā Amra'atahu Qaddarnā 'Innahā Lamina Al-Ghābirīna.
kecuali istrinya, kami telah menentukan, bahwa dia termasuk orang yang tertinggal (bersama orang kafir lainnya).”