Fāstaftihim 'Ahum 'Ashaddu Khalqāan 'Am Man Khalaqnā 'Innā Khalaqnāhum Min Ţīnin Lāzibin.
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah), “Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.
Bal `Ajibta Wa Yaskharūna.
Bahkan engkau (Muhammad) menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan (engkau).
Wa 'Idhā Dhukkirū Lā Yadhkurūna.
Dan apabila mereka diberi peringatan, mereka tidak mengindahkannya.
Wa 'Idhā Ra'aw 'Āyatan Yastaskhirūna.
Dan apabila mereka melihat suatu tanda (kebesaran) Allah, mereka memperolok-olokkan.
Wa Qālū 'In Hādhā 'Illā Siĥrun Mubīnun.
Dan mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
'A'idhā Mitnā Wa Kunnā Turābāan Wa `Ižāmāan 'A'innā Lamab`ūthūna.
Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan (kembali)?
'Awa'ābā'uunā Al-'Awwalūna.
dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)?”
Qul Na`am Wa 'Antum Dākhirūna.
Katakanlah (Muhammad), “Ya, dan kamu akan terhina.”
Fa'innamā Hiya Zajratun Wāĥidatun Fa'idhā Hum Yanžurūna.
Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya.
Wa Qālū Yā Waylanā Hādhā Yawmu Ad-Dīni.
Dan mereka berkata, “Alangkah celaka kami! (Kiranya) inilah hari pembalasan itu.”