Tilka Al-Quraá Naquşşu `Alayka Min 'Anbā'ihā Wa Laqad Jā'at/hum Rusuluhum Bil-Bayyināti Famā Kānū Liyu'uminū Bimā Kadhdhabū Min Qablu Kadhālika Yaţba`u Allāhu `Alaá Qulūbi Al-Kāfirīna.
Itulah negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu. Rasul-rasul mereka benar-benar telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang kafir.
Wa Mā Wajadnā Li'ktharihim Min `Ahdin Wa 'In Wajadnā 'Aktharahum Lafāsiqīna.
Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sebaliknya yang Kami dapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang benar-benar fasik.
Thumma Ba`athnā Min Ba`dihim Mūsaá Bi'āyātinā 'Ilaá Fir`awna Wa Mala'ihi Fažalamū Bihā Fānžur Kayfa Kāna `Āqibatu Al-Mufsidīna.
Setelah mereka, kemudian Kami utus Musa dengan membawa bukti-bukti Kami kepada Fir‘aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari bukti-bukti itu. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
Wa Qāla Mūsaá Yā Fir`awnu 'Innī Rasūlun Min Rabbi Al-`Ālamīna.
Dan Musa berkata, “Wahai Fir‘aun! Sungguh, aku adalah seorang utusan dari Tuhan seluruh alam,
Ĥaqīqun `Alaá 'An Lā 'Aqūla `Alaá Allāhi 'Illā Al-Ĥaqqa Qad Ji'tukum Bibayyinatin Min Rabbikum Fa'arsil Ma`ī Banī 'Isrā'īla.
aku wajib mengatakan yang sebenarnya tentang Allah. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersamaku.”
Qāla 'In Kunta Ji'ta Bi'āyatin Fa'ti Bihā 'In Kunta Mina Aş-Şādiqīna.
Dia (Fir‘aun) menjawab, “Jika benar engkau membawa sesuatu bukti, maka tunjukkanlah, kalau kamu termasuk orang-orang yang benar.”
Fa'alqaá `Aşāhu Fa'idhā Hiya Thu`bānun Mubīnun.
Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.
Wa Naza`a Yadahu Fa'idhā Hiya Bayđā'u Lilnnāžirīna.
Dan dia mengeluarkan tangannya, tiba-tiba tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya.
Qāla Al-Mala'u Min Qawmi Fir`awna 'Inna Hādhā Lasāĥirun `Alīmun.
Pemuka-pemuka kaum Fir‘aun berkata, “Orang ini benar-benar pesihir yang pandai,
Yurīdu 'An Yukhrijakum Min 'Arđikum Famādhā Ta'murūna.
yang hendak mengusir kamu dari negerimu.” (Fir‘aun berkata), “Maka apa saran kamu?”