Wa 'Idhā Qīla Lahum Lā Tufsidū Fī Al-'Arđi Qālū 'Innamā Naĥnu Muşliĥūna.
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”
'Alā 'Innahum Hum Al-Mufsidūna Wa Lakin Lā Yash`urūna.
Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.
Wa 'Idhā Qīla Lahum 'Āminū Kamā 'Āmana An-Nāsu Qālū 'Anu'uminu Kamā 'Āmana As-Sufahā'u 'Alā 'Innahum Hum As-Sufahā'u Wa Lakin Lā Ya`lamūna.
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu.
Wa 'Idhā Laqū Al-Ladhīna 'Āmanū Qālū 'Āmannā Wa 'Idhā Khalaw 'Ilaá Shayāţīnihim Qālū 'Innā Ma`akum 'Innamā Naĥnu Mustahzi'ūna.
Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”
Allāhu Yastahzi'u Bihim Wa Yamudduhum Fī Ţughyānihim Ya`mahūna.
Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.
'Ūlā'ika Al-Ladhīna Ashtaraw Ađ-Đalālata Bil-Hudaá Famā Rabiĥat Tijāratuhum Wa Mā Kānū Muhtadīna.
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk.
Mathaluhum Kamathali Al-Ladhī Astawqada Nārāan Falammā 'Ađā'at Mā Ĥawlahu Dhahaba Allāhu Binūrihim Wa Tarakahum Fī Žulumātin Lā Yubşirūna.
Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
Şummun Bukmun `Umyun Fahum Lā Yarji`ūna.
Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.
'Aw Kaşayyibin Mina As-Samā'i Fīhi Žulumātun Wa Ra`dun Wa Barqun Yaj`alūna 'Aşābi`ahum Fī 'Ādhānihim Mina Aş-Şawā`iqi Ĥadhara Al-Mawti Wa Allāhu Muĥīţun Bil-Kāfirīna.
Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan, petir dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir.
Yakādu Al-Barqu Yakhţafu 'Abşārahum Kullamā 'Ađā'a Lahum Mashaw Fīhi Wa 'Idhā 'Ažlama `Alayhim Qāmū Wa Law Shā'a Allāhu Ladhahaba Bisam`ihim Wa 'Abşārihim 'Inna Allāha `Alaá Kulli Shay'in Qadīrun.
Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.