Wa 'Idh Wā`adnā Mūsaá 'Arba`īna Laylatan Thumma Attakhadhtum Al-`Ijla Min Ba`dihi Wa 'Antum Žālimūna.
Dan (ingatlah) ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam. Kemudian kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)nya, dan kamu (menjadi) orang yang zalim.
Thumma `Afawnā `Ankum Min Ba`di Dhālika La`allakum Tashkurūna.
Kemudian Kami memaafkan kamu setelah itu, agar kamu bersyukur.
Wa 'Idh 'Ātaynā Mūsaá Al-Kitāba Wa Al-Furqāna La`allakum Tahtadūna.
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Musa Kitab dan Furqan, agar kamu memperoleh petunjuk.
Wa 'Idh Qāla Mūsaá Liqawmihi Yā Qawmi 'Innakum Žalamtum 'Anfusakum Biāttikhādhikum Al-`Ijla Fatūbū 'Ilaá Bāri'ikum Fāqtulū 'Anfusakum Dhālikum Khayrun Lakum `Inda Bāri'ikum Fatāba `Alaykum 'Innahu Huwa At-Tawwābu Ar-Raĥīmu.
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Wa 'Idh Qultum Yā Mūsaá Lan Nu'umina Laka Ĥattaá Naraá Allāha Jahratan Fa'akhadhatkum Aş-Şā`iqatu Wa 'Antum Tanžurūna.
Dan (ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas,” maka halilintar menyambarmu, sedang kamu menyaksikan.
Thumma Ba`athnākum Min Ba`di Mawtikum La`allakum Tashkurūna.
Kemudian, Kami membangkitkan kamu setelah kamu mati, agar kamu bersyukur.
Wa Žallalnā `Alaykum Al-Ghamāma Wa 'Anzalnā `Alaykum Al-Manna Wa As-Salwaá Kulū Min Ţayyibāti Mā Razaqnākum Wa Mā Žalamūnā Wa Lakin Kānū 'Anfusahum Yažlimūna.
Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu mann dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.
Wa 'Idh Qulnā Adkhulū Hadhihi Al-Qaryata Fakulū Minhā Ĥaythu Shi'tum Raghadāan Wa Adkhulū Al-Bāba Sujjadāan Wa Qūlū Ĥiţţatun Naghfir Lakum Khaţāyākum Wa Sanazīdu Al-Muĥsinīna.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis), maka makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, dan katakanlah, “Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),” niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan Kami akan menambah (karunia) bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Fabaddala Al-Ladhīna Žalamū Qawlāan Ghayra Al-Ladhī Qīla Lahum Fa'anzalnā `Alaá Al-Ladhīna Žalamū Rijzāan Mina As-Samā'i Bimā Kānū Yafsuqūna.
Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka Kami turunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu, karena mereka (selalu) berbuat fasik.
Wa 'Idh Astasqaá Mūsaá Liqawmihi Faqulnā Ađrib Bi`aşāka Al-Ĥajara Fānfajarat Minhu Athnatā `Ashrata `Aynāan Qad `Alima Kullu 'Unāsin Mashrabahum Kulū Wa Ashrabū Min Rizqi Allāhi Wa Lā Ta`thaw Fī Al-'Arđi Mufsidīna.
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah daripadanya dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.